CAPE TOWN – Jaringan hotel ramah Muslim pertama di Afrika Selatan secara resmi dibuka di ibukota Cape Town pada hari Sabtu. Namun Hotel Coral Internasional bintang lima yang sangat mewah ini, yang dibangun dengan biaya 40 juta dolar dan memiliki 137 kamar, telah menerima tamu yang memesan melalui organisasi pemasaran internasional dari perusahaan manajemennya, NMH Holdings di Dubai, sejak bulan November.
Menurut pengembang dan pemiliknya, seorang pengusaha Afrika Selatan Hamza Farooqi, satu-satunya perbedaan dalam pengoperasian hotel itu, yang membuatnya menarik bagi tamu-tamu Muslim, adalah tidak disediakannya alkohol, dan disediakannya ruang sholat.
Farooqi juga merupakan pimpinan eksekutif Cii Holdings, seorang konglomerat di Johannesburg dengan ketertarikan yang beragam mulai dari dunia siaran yang Islami hingga ritel dan keuangan sesuai Syariah.
“Kami tidak memposisikan diri kami sebagai hotel khusus Muslim dan mayoritas tamu kami juga bukan Muslim. Selama musim liburan Natal, banyak dari mereka yang berasal dari Jerman, dan Inggris,” ujarnya.
Farooqi mengatakan bahwa Cii Holdings adalah 100% perusahaan yang dimiliki oleh kaum kulit hitam dan divisi hotelnya yang baru adalah sebuah investasi dalam “sebuah kelas aset yang fantastis” karena permintaan untuk akomodasi di Afrika Selatan akan lebih besar daripada suplai yang ada saat ini.
Hotel itu akan beroperasi sebagai bagian dari jaringan Coral International, yang berbasis di Timur Tengah, dan ia berharap jaringan itu dapat meluas ke seluruh Afrika, di mana kesempatan-kesempatan baru terbuka.
Perusahaan itu berniat untuk mengembangkan setidaknya 20 hotel di Afrika Selatan dan di bagian lain kawasan.
Telah terdapat pemesanan untuk hotel yang terletak di tepi perempatan Bo-Kaap Malay yang bersejarah ini, dengan jumlah yang seimbang antara pelanggan wisatawan dan perusahaan. Pemesanan untuk periode Piala Dunia juga menjanjikan.
Hotel itu tidak dikontrak dengan Match, pemasok resmi akomodasi untuk Piala Dunia, yang baru-baru merilis beberapa hotel yang telah dipesannya, namun mereka menjalin kontak dengan operator tur internasional lainnya.
Farooqui menekankan pentingnya meyakinkan pengunjung asing dalam dua bulan ke depan bahwa Afrika Selatan bukan negara yang berbahaya untuk dikunjungi.
Publisitas di media luar negeri telah menciptakan persepsi yang tidak menguntungkan bagi Afrika Selatan. “Beberapa pengunjung asing mengatakan pada saya bahwa mereka terkejut oleh realita Cape Town. Salah satu dari mereka mengatakan bahwa ia tidak menyangka dapat menikmati waktu di sini,” ujarnya.
Farooqui telah berbicara dengan pakar keamanan dan meyakini bahwa langkah-langkah yang tepat telah diambil. Farooqui menganggap harga-harga di Afrika Selatan kurang lebih setara dengan di tempat-tempat lain ketika acara semacam Piala Dunia sedang digelar.
“Masalah sebenarnya adalah mencapai Afrika Selatan dari belahan lain dunia cukup mahal karena destinasi jarak jauh. Namun saya tidak melihatnya sebagai hambatan besar,” ujarnya.
***
iTofan's Blog 